A.
Perencanaan Pembelajaran
1.
Pengertian
Perencanaan adalah proses bantuan atau
sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan untuk mencapai menetapkan jalan dan
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif mungkin.[1]
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang
mengerjakannya. Sedangkan menurut pendapat lain, perencanaan adalah suatu
proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai. Yang di dalamnya mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
1)
Mengidentifikasikan
dan mendokumentasikan kebutuhan.
2)
Menentukan
kebutuhan yang perlu diperoleh.
3)
Spesifikasi
rinci hasil yang dicapai tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
4)
Identifikasi
strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi setiap persyaratan
dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya berinci keuntungan dan
kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.[2]
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala
sesuatu yang diperbuat di hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal
ini terbukti dalam surat
al Hasyr ayat 18.
يَا أَيـُّهاَ الَّذِيْنَ
آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَانْظُرْ نَفْسٌ ماَ قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ
إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِماَ تَعْمَلُوْنَ.
Artinya: "Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap individu memperhatikan
merencanakan apa yang akan diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang akan kamu kerjakan".[3]
Dengan demikian perencanaan berkaitan
dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan pendahuluan pelaksanaan,
mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus
pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang
paling efektif dan efisien.
Sedangkan "pembelajaran" adalah
suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,
kelengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran. Pengajaran terdiri dari
siswa, guru dan tenaga lainnya.[4]
Misalnya tenaga laboratorium, material meliputi buku-buku, papan tulis dan
kapur tulis, photografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas dan
perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas perlengkapan audio visual, juga
komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode pencapaian reformasi praktek
belajar, ujian dan sebagainya.
Adapun menurut pendapat lain bahwa
pembelajaran[5] adalah
suatu upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam tindak belajar, siswa tidak hanya
berinteraksi pola dengan semua sumber yang mungkin dapat digunakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Pembelajaran merupakan totalitas
aktifitas, belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan
evaluasi, secara lebih jelas dapat dilakukan, pembelajaran sebagai kegiatan
yang mencakup semua secara langsung, dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus
pembelajaran (menentukan entry behavior peserta didik, menyusun perencanaan
pelajaran, memberikan informasi, bertanya, menilai dan sebagainya).
2.
Fungsi
Secara garis besar, perencanaan berfungsi
sebagai berikut:
a.
Memberi
guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungan
dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
b.
Membantu
guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian
tujuan pendidikan.
c.
Menambah
keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang
diberikan.
d.
Membantu
guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid dan
mendorong motivasi belajar.
e.
Mengurangi
kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi
kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan hemat waktu.
f.
Murid-murid
akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk
mengajar sesuai dengan harap-harap mereka.
g.
Memberikan
kesempatan bagi guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesional.
h.
Membantu
guru memilih perasaan percaya diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri.[6].
Sedangkan Zuhairini mengemukakan bahwa
perencanaan pengajaran berfungsi sebagai pedoman dalam menyelenggarakan
pelajaran dasar, untuk penilaian dan untuk penegasan pelaksanaan pelajaran. [7]
3.
Manfaat
Sebuah usaha dapat dikatakan berhasil bila
semua pihak yang ikut dalam usaha itu memperoleh manfaat. Misalnya, dalam suatu
perusahaan pemilik perusahaan memperoleh keuntungan pelanggan puas dengan harga
dan mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan karyawan memperoleh gaji yang
cukup dan bangga akan hasil kerjanya.
Demikian pula halnya dengan orang-orang
yang terlibat dalam sebuah program pembelajaran, maka dalam suatu program
sekurang-kurangnya dapat memberi manfaat
kepada administrator atau pengelola program perencanaan pembelajaran (guru atau
dosen). Dan siswa masing-masing manfaat tersebut akan dijelaskan di bawah ini:
a.
Bagi
administrator atau pengelola program harus membuktikan bahwa program yang
dilaksanakan merupakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam
biaya yang wajar dan dapat diterima.
b.
Bagi
perencanaan pembelajaran (guru atau dosen) harus membuktikan bahwa program yang
direncanakannya memuaskan. Indicator adalah mencapai semua tujuan program oleh
dalam batas waktu yang tepat.
c.
Bagi siswa
harus diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan pengamalan belajar yang
menyenangkan dan memuaskan.[8]
4.
Macam-macam Perencanaan Pembelajaran
a.
Perencanaan
menurut luas jangkauan.
Jenis perencanaan pembelajaran menurut
luas jangkauan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)
Perencanaan
makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang
menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Rencana ini
biasanya mengikuti rencana dalam bidang ekonomi dan sosial.[9]
Dipandang dari sudut perencanaan makro,
tujuan yang harus dicapai negara khususnya dalam bidang peningkatan SDM dalam
pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut kualifikasi harus dapat menghasilkan
tenaga yang kreatif dan terampil yang sesuai dengan bidangnya dan berjiwa
Pancasila.
Untuk melaksanakan fungsi perencanaan
makro hendaknya strategi pendidikannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a)
Tujuan
pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas tujuan ini dijabarkan agar
lebih spesifik.
b)
Pemerintah
mempunyai wewenang utama dalam pengambilan keputusan, dan menciptakan mekanisme
kerja yang efektif.
c)
Sumber
pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.
d)
Prioritas
harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis
pendidikan.
e)
Alokasi
biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan.
f)
Penilaian
yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi
berdasarkan penilaian itu.
g)
Pelaksanaan
pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya.
2)
Perencanaan
Meso
Kebijakan yang ditetapkan dalam
perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci ke dalam program-program
dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan sudah lebih
bersifat rasional disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit.[10]
3)
Perencanaan
mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai
perencanaan tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan
tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian. Namun
tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan
makro ataupun meso. Contoh perencana mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar.[11]
b.
Perencanaan
menurut tingkatannya
Jenis perencanaan menurut tingkatannya
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1)
Perencanaan
strategis
Perencanaan strategis yaitu perencanaan
yang berkaitan dengan penetapan tujuan. Pengalokasian sumber-sumber dalam
mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan jenis
ini sering juga disebut perencanaan tingkat normatif, karena keputusan yang
dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan
para perencana.
2)
Perencanaan
manajerial
Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan
yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Perencanaan lebih rinci dan menggunakan data
statistik. Meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan pertimbangan akal
sehat.
3)
Perencanaan
operasional
Perencanaan ini lebih memusatkan pada apa
yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan, dikerjakan pada tingkat
perencanaan di lapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat dan
berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau
program. Baik tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah
ditetapkan.[12]
Perencanaan ini tidak banyak membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan individual. Karena sebagian besar didasarkan pada
data kuantitatif yang dapat diukur.
c.
Perencanaan
menurut waktu
Berdasarkan kriteria waktu, ada tiga macam
perencanaan, yaitu: perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah,
dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun sebuah rencana perlu terlebih
dahulu ditetapkan apakah yang disusun sehingga langkah-langkah kegiatan dapat
tersusun dan tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
1)
Perencanaan
jangka panjang
Perencanaan jangka panjang biasanya
mempunyai jangka waktu 10 s/d 25 tahun. Karena begitu panjangnya siklus
perencanaan. Maka perencana yang panjang memuat rencana-rencana yang bersifat
umum, global, belum teliti.
Perencanaan jangka panjang bersifat
perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi perencanaan yang berjangka
waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu dijabarkan lagi
menjadi jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi perencanaan jangka
pendek.
2)
Perencanaan
jangka menengah
Perencanaan jangka menengah yaitu rencana
yang mencakup antara 4-10 tahun. Perencanaan jangka menengah disusun berdasarkan
perencanaan pendek. Repelita tergolong jenis perencanaan jangka menengah yang
kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan yaitu perencanaan jangka
pendek yang bersifat operasional.
3)
Perencanaan
jangka pendek
Perencanaan jangka pendek yaitu yang mencakup
kurun waktu antara 1-3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka panjang
dan jangka pendek.[13]
Salah satu perencanaan jangka pendek yang sering kita temui adalah perencanaan
tahunan. Perencanaan tahunan atau juga disebut perencanaan operasional di
negara kita ini pada prakteknya merupakan siklus yang selalu berulang setiap
tahun.
5.
Perencanaan Program Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu. Misalnya enam tahun untuk SD, dan masing-masing tiga tahun
untuk SLTP dan SMU. Apabila suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam
tertentu, baik dalam jangka waktu yang panjang maupun jangka waktu yang pendek,
maka apa yang akan dikerjakan tersebut perlu disusun dalam suatu program, yaitu
program pembelajaran. Program pembelajaran merupakan suatu program bagaimana
mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum.[14]
a.
Program
pembelajaran yang mencakup seluruh masa belajar, misalnya enam tahun untuk
tingkat SD dan masing-masing tiga tahun untuk tingkat SLTP dan MTs.
b.
Program
yang lebih singkat, yaitu program tahunan, semester dan program mingguan.[15]
Adapun pembelajaran di sekolah dewasa ini
pada umumnya guru hanya dituntut menyusun dua macam program pembelajaran yang
mencakup:
a.
Program
untuk jangka panjang, yang mencakup:
1)
Program
tahunan.
Program tahunan ini memuat alokasi waktu
untuk setiap pokok bahasan dalam satu tahun pelajaran. Perencanaan ini
berfungsi sebagai rencana jangka panjang untuk sekolah. Disamping itu,
berfungsi sebagai acuan untuk membuat program semester. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam perencanaan ini, yaitu:
a)
Menentukan
tujuan-tujuan dari pelajaran itu.
b)
Menyusun
urutan pelajaran berdasarkan tujuan-tujuan yang dicapai.
c)
Mengorganisasikan,
ini pelajaran dalam bentuk masalah-masalah atau unit-unit atau unit minat siswa.
d)
Menentukan
metode mengajar untuk setiap pokok unit.
Langkah-langkah tersebut hendaknya
senantiasa mempertim-bangkan kebutuhan minat dan kemampuan murid-murid yang diajarkan.
Dalam rencana ini dicantumkan pula jenis
perlengkapan yang diperlukan, bahan-bahan bacaan dan sumber-sumber masyarakat.[16]
Adapun komponen utama program tahunan ini
adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan, uraian materi dan alokasi waktu
yang tersedia, komponen tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
setempat.
Program Tahunan
Mata Pelajaran :
Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester :
Tahun Pelajaran :
Semester
|
Tema/Konsep/Pokok
Bahasan
|
Alokasi
Waktu
|
Keterangan
|
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
2)
Program
semester
Program semester adalah rumusan atau
rencana kegiatan belajar mengajar untuk satu semester yang lingkup kegiatannya
didasarkan atas bahan materi yang tertuang dalam GBPP yang semata-mata untuk
mencapai tujuan kurikuler (tujuan mata pelajaran atau bidang studi).[17]
Program ini berfungsi sebagai acuan
menyusun program pelajaran, acuan kalender, kegiatan belajar mengajar, dan
untuk mencapai efisiensi dan efektifitas penggunaan waktu belajar efektif yang
tersedia.[18]
Dalam menyusun program semester dapat
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Menghitung
hari dan jam efektif selama satu semester.
b)
Mencatat
mata pelajaran yang akan diajarkan selama semester.
c)
Membagi
alokasi yang tersedia selama satu semester.[19]
Program Semester
No.
|
Bulan
|
Jumlah
|
Jumlah minggu tidak efektif semester (A)
No.
|
Bulan
|
Jumlah
|
Jumlah
minggu efektif riil semester ke (B) c = (a - b)
Jumlah jam pelajaran efektif semester cx alokasi waktu atau jam
pelajaran = jam pelaksanaan.
b.
Program
untuk jangka pendek, mencakup:
1)
Program
satuan pelajaran
Program ini memuat satuan bahasan untuk
disajikan dalam beberapa kali pertemuan. Rencana ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk menyusun rencana pengajaran, dapat berfungsi sebagai acuan bagi
guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan
berjalan efisien dan efektif.
Program satuan pelajaran ini merupakan program
pembelajaran yang memuat komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:
a)
Identitas
yang memuat pokok bahasan, sub bahasan, jumlah pertemuan, waktu dan semester.
b)
Tujuan
pembelajaran, tujuan pembelajaran khusus dan perencanaan evaluasi (test
pembelajaran, lembar kerja).
Tujuan pembelajaran khusus hendaknya
secara spesifik agar hasilnya dapat diukur, diamati dan dinilai. Disamping itu
tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
a)
Menggunakan
istilah yang operasional.
b)
Dalam
bentuk hasil belajar yang serap tingkah laku.
c)
Diusahakan
jangan menimbulkan penafsiran terhadap rumusan tujuan pembelajaran khusus.
Disamping itu, suatu program pelajaran
disusun secara grafis besar tetap memperhatikan pengaktifan siswa. Kegiatan
terperinci baru dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
PROGRAM SATUAN PELAJARAN
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan :
Kelas/Semester :
Waktu
Pertemuan :
A.
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
B.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1.
Pertemuan
2.
Pertemuan
C.
Materi Pelajaran
1.
Pertemuan
2.
Pertemuan
D.
Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendekatan :
2.
Metode :
3.
Teknik :
4.
Langkah-langkah :
No.
|
Pertemuan
|
Materi
|
Kegiatan
|
Tugas
|
|
P
|
K
|
||||
E.
Alat/Sarana dan Sumber Pembelajaran
1.
Alat/Sarana :
2.
Sumber
Pembelajaran :
F.
Penilaian
1.
Penilaian
Proses
a.
Penilaian
Proses
b.
Penilaian
Hasil
2.
Alat
Penilaian
Mengetahui Bangkalan,
…….
Kepala Sekolah Guru
Pendidikan Agama Islam
(___________) (______________)
NIP. NIP.
Adapun isi satuan pelajaran sebagai
berikut:
a)
Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
TIU yang diambil adalah yang mencapainya
ditunjang oleh pokok bahasan yang dikembangkan satuan pelajaran yang
bersangkutan.
b)
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
TIK yang merupakan penjabaran dan menunjang
pencapaian. TIK dirumuskan secara khusus dalam kalimat yang jelas menggambarkan
hasil pelajaran siswa yang dapat diukur dengan alat evaluasi (test). Dalam
menyusun teks ini perhatikan agar sekurang-kurangnya terdapat keseimbangan
antara aspek pembahasan dan keterampilan.
c)
Materi
Pelajaran
Penjabaran-penjabaran satuan bahasan dalam
bentuk uraian singkat atau pokok bahan pelajaran dan perincian yang lebih
khusus untuk mencapai teks sehingga luas dipelajari murid atau siswa
benar-benar sesuai dengan tingkat sekolah atau kelas dari siswa yang
bersangkutan serta waktu yang tersedia.
d)
Kegiatan
Belajar Mengajar
Bagi kegiatan belajar mengajar ini diawali
dengan penjelasan singkat tentang jenis pendekatan mengajar dan metode mengajar
yang digunakan dalam satuan pelajaran yang bersangkutan. Penjelasan singkat
tentang jenis pendekatan belajar mengajar dan metode mengajar.
Setelah penjelasan singkat mengenai
pendekatan dan metode, selanjutnya dirumuskan garis besar kegiatan belajar
mengajar yang akan dilaksanakan di dalam satuan pelajaran yang bersangkutan.
Kegiatan belajar mengajar ini dirumuskan dalam bentuk kegiatan siswa yang
menggambarkan urutan-urutan langkah-langkah proses belajar yang ditempuhnya.[20]
e)
Alat dan
sumber pelajaran
Jenis-jenis alat yang dicantumkan dalam bagian
ini adalah alat-alat yang khusus digunakan dalam mempelajari satuan bahasan
yang bersangkutan (misalnya bak pasir, mikroskop, peta Asia,
jangka dan lain-lain). Alat-alat yang umum (misalnya kapur, papan tulis, pensil
dan lain-lain) tidak perlu dicantumkan.
f)
Evaluasi
Dengan bagian ini pertama-tama dikemukakan
prosedur evaluasi yang digunakan dalam satuan pelajaran yang menjelaskan:
-
Untuk
menilai kualitas satuan pelajaran ini digunakan test akhir tanpa menggunakan
test awal, karena bahan yang dibahas adalah bahan baru dan jarang dibicarakan
melalui media lain di luar lingkungan sekolah.
-
Jenis test
yang digunakan untuk test akhir tersebut adalah jenis test tulis.
-
Disamping
itu, setelah menyelesaikan langkah ketiga setiap siswa diberi pekerjaan rumah,
menjawab soal-soal yang terdapat dalam sumber.
Dalam menyusun evaluasi perlu diperhatikan
agar soal-soal test betul-betul mengukur tik-tik yang telah dirumuskan.
2)
Rancangan
Pembelajaran
Rancangan pembelajaran merupakan persiapan
guru mengajar untuk tiap pertemuan. Rencana pembelajaran ini berfungsi sebagai
acuan untuk pelaksanaan proses pembelajaran di kelas agar lebih efektif dan
efisien. Adapun komponen utama dalam perencanaan pembelajaran yaitu:
a)
Tujuan
pembelajaran khusus
b)
Materi
pelajaran.
c)
Kegiatan
pembelajaran.
d)
Alat-alat
penilaian proses.[21]
Rencana Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan :
Alokasi Waktu :
Kelas/Semester :
No.
|
Tujuan
Pembelajaran Khusus
|
Materi
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
B.
Kualitas Proses Pembelajaran
1.
Pengertian
"Kualitas" adalah tingkat baik-buruknya
(sesuatu kadar). Derajat atau taraf kepandaian, kecakapan dan sebagainya (moto).[22]
Sedangkan "proses" adalah tuntutan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, perbuatan atau pengelolaan yang
menghasilkan produk.[23]
Adapun "pembelajaran" adalah suatu upaya untuk mengarahkan timbulnya
perilaku belajar siswa atau dengan ungkapan lain, upaya untuk mempelajarkan
siswa.[24]
Menurut pendapat Umar Hamalik, bahwa "pembelajaran" adalah suatu
kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran
manusia terlihat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga
lainnya. Misalnya tenaga laboratorium, material, meliputi buku-buku, papan
tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, radio, dan video, tape, fasilitas
dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas perlengkapan audio visual, juga
komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek
belajar, ujian dan sebagainya.[25]
2.
Komponen-komponen Proses Pembelajaran
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin
dicapai. Dari pelaksanaan suatu kegiatan tidak ada suatu kegiatan yang
diprogram tanpa tujuan karena hal itu adalah suatu hal tidak memiliki kepastian
dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.
Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya. Kegiatan belajar
mengajar tidak bisa dibawa sesuka hati kecuali untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Bahan pelajaran atau materi pelajaran
adalah gabungan antara pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci).
Keterampilan (langkah, prosedur keadaan) dan faktor sikap.[26]
Adapun menurut pendapat lain bahwa bahan pelajaran adalah subtansi yang akan
disampaikan dalam proses belajar mengajar.[27]
Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu,
guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan
disampaikannya pada anak didik.
C.
Tinjauan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
1.
Pengertian Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Untuk dapat mengetahui tentang pengertian
prestasi belajar Aqidah Akhlak, maka harus diketahui dulu tentang pengertian
prestasi belajar dan pengertian Aqidah Akhlak itu sendiri. Untuk itu, di sinilah
akan diuraikan pengertiannya sebagai berikut:
Kata prestasi berasal dari bahasa Latin
"prestato" yang artinya kerja yang berhasil. Sedangkan menurut
Winkel yang dimaksud prestasi adalah bukti keberhasilan dari usaha yang telah
dicapai.[28]
Sedangkan pengertian belajar sebagai
berikut:
a.
Menurut Slameto
Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri
dalam berinteraksi pada lingkungan.[29]
b.
Menurut
Lester D. Crew and Alice Crow
Belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebisaan, ilmu pengetahuan
dan berbagai sikap.[30]
c.
Menurut
Mahfud Shalahuddin
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui
pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan.[31]
Dari beberapa pendapat di atas, dapatlah
diambil suatu kesimpulan bahwa belajar yang dimaksud di sini adalah proses
perubahan belajar diri seseorang setelah mengalami proses belajar yang mencakup
pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku berkat latihan, pengalaman yang
dimulai dengan penerimaan stimuli oleh alat-alat indera.
Adapun ciri-ciri belajar dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a.
Dapat
mengubah tingkah laku.
b.
Dalam
belajar tercakup arti bertambahnya pengertian dapat merubah dan memperoleh
pengertian.
c.
Belajar bersifat
kontinu dan lebih dari sekedar menyesuaikan diri.
d.
Rangsangan
bersumber dari luar, sehingga perubahan itu berdasarkan dari rangsangan dari
luar tersebut.
e.
Dalam
belajar terjadi pengelolaan secara sadar pengambilan kesimpulan.
f.
Belajar berarti
mengumpulkan pengalaman untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi yang akan
datang.[32]
Dari uraian yang telah disebutkan di atas,
maka dapat diambil suatu pengertian dari prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan usaha yang dicapai siswa yang dilakukan semaksimal mungkin.
Definisi prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf,
maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu.[33]
Sedangkan prestasi belajar itu dapat
digolongkan menjadi beberapa kategori, hal ini berdasarkan nilai yang ada dalam
buku raport yang meliputi:
a.
Prestasi
belajar yang memuaskan yaitu suatu hasil belajar yang didapatkan dengan nilai
yang tertinggi.
b.
Prestasi
belajar yang cukup, yaitu suatu hasil belajar yang didapatkan dengan nilai yang
cukup dan tidak terlalu tinggi.
c.
Prestasi
belajar yang kurang memuaskan, yaitu suatu hasil belajar yang diperoleh dengan
nilai minim, kurang, sehingga dapat dikatakan belajar yang kurang berhasil atau
gagal.
Adapun kategori prestasi belajar yang
tersebut di atas kalau dinyatakan dengan angka sebagai berikut:
10 =
istimewa 5 = kurang
9 =
baik sekali 4 = lebih dari kurang
8 =
baik 3 = kurang sekali
7 =
baik 2 = buruk
6 =
cukup 1 = buruk sekali
Mengenai pelajaran Aqidah Akhlak, ahli
pendidikan di dunia sepakat bahwa pelajaran Aqidah Akhlak amat penting untuk
melahirkan masyarakat yang adil, aman dan makmur. Tidak hanya cukup sementara
hanya dengan ilmu pengetahuan saja sebab akan dapat membahayakan keimanan dan
kemakmuran suatu bangsa.
Dalam hadits nabi banyak disebutkan
pentingnya masalah pendidikan dan akhlak, sebagai contoh:
إِنَّماَ بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ
صاَلِحَ اْلأَخْلاَقِ {رواه أحمد}
Artinya: "Aku diutus hanyalah
untuk menyempurnakan akhlak yang baik". (HR. Ahmad).[34]
Dengan hadits di atas, nyatalah bahwa
akhlak tidak dapat dipastikan dari pada keimanan.
Adapun pengertian Aqidah Akhlak adalah
sebagai berikut:
Secara terminologi akhlak berarti: suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, dan yang dari badannya timbul perbuatan
yang mudah dikerjakan tanpa melalui pertimbangan akal serta pikiran.[35]
Jadi yang dimaksud prestasi belajar bidang
studi Aqidah Akhlak adalah hasil yang dicapai dari suatu proses belajar bidang
studi Aqidah Akhlak yang dinyatakan dalam bentuk huruf, angka atau simbol yang
dapat mencerminkan hasil belajar siswa.
2.
Kaidah-kaidah Pengajaran Aqidah Akhlak
Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan
akhlak hendaknya diberikan pada anak sejauh dini agar terbiasa melakukan
tatakrama sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaan yang mulia yang bersumber
dari akidah Islam yang abadi dan emosi keimanan yang mendalam agar di
masyarakat anak berpenampilan dan bergaul dengan baik, sopan, ajeg, dan
bertindak bijak. Tanggung jawab ini termasuk tanggung jawab terpenting bagi
guru dan orang tua khususnya.
Secara impiris bahwa selamatnya masyarakat
serta kokohnya bangunannya tidak terlepas dari sehatnya anggota masyarakat dan
cara mempersiapkannya. Karenanya Islam memperhatikan pendidikan sosial dan
tingkah lakunya. Sehingga apabila mereka terdidik, terbentuk dan berkiprah di
panggung kehidupan mereka akan dapat memberikan gambaran yang benar tentang manusia
yang cukup berbuat dan bijak.
Oleh sebab itu, hendaknya pendidikan
berusaha keras memikul tanggung jawab tersebut dengan cara yang benar agar
mereka dapat memberikan andil dalam pembinaan masyarakat Islam yang utama yang
berlandaskan iman, moral dan nilai-nilai Islam yang tinggi.
Sedangkan menurut H. Mahmud Yunus, kaidah
pengajaran akhlak yang perlu diperhatikan adalah:
a.
Dengan
menceritakan orang-orang yang berakhlak mulia dan berbudi tinggi, karena
cerita-cerita itu berpengaruh kepada anak untuk ditiru dan dicontoh.
b.
Mengamalkan
dan memperbiasakan budi yang baik, baik dalam kelas maupun di luarnya, sebab
itu, tidak cukup pelajaran akhlak itu dengan cerita dan teori saja. Melainkan
harus diamalkan dan dibiasakan dalam pergaulan sehari-hari.
c.
Ikutan
yang baik untuk jadi suri tauladan bagi anak-anak. Sebab itu siapapun orangnya
baik guru atau orang tua lebih dahulu mengerjakan atau mengamalkan hal-hal yang
baik.
d.
Pergaulan
yang baik lain dari pada itu hendaklah anak-anak berteman dengan anak-anak yang
baik akhlaknya dan bagus tingkah lakunya, karena teman itu besar pengaruhnya
bagi kepribadian anak.
e.
Mengatur
permainan anak-anak, memimpinnya dalam suatu permainan anak-anak dididik patuh,
bertolong menolong, berani, menjaga kehormatan, berkemauan keras, ramah tamah
di luarnya mereka seperti saudara.
f.
Pelajaran
akhlak haruslah dimasukkan dalam pelajaran-pelajaran lain. Dengan jalan begitu,
pelajaran akhlak tidak berpisah dengan pelajaran yang lain bahkan saling
melengkapi.
g.
Mempelajari
ilmu akhlak, dengan begitu kita akan mengetahui mana akhlak yang baik dan yang
buruk.[36]
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aqidah Akhlak
Sebagai ciri dilaksanakan belajar adalah
perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, kecakapan maupun tingkah laku yang
menuju tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Seorang yang telah mengalami belajar
diharapkan dapat berhasil sesuai dengan yang dicita-citakan. Di dalam proses
belajar mengajar Aqidah Akhlak tidak selamanya menunjukkan hasil yang
diharapkan. Kadang-kadang memperoleh hasil prestasi yang baik. Kadang pula
memperoleh hasil yang tidak diharapkan. Adapun faktor yang mempengaruhi dalam
prestasi belajar terbagi dua, yaitu: faktor dari dalam dan dari luar. Di dalam
Islam diterangkan:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفاً فِطْرَةَ اللهِ الَّتِى فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهاَ لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذلِكَ الدِّيـْنُ الْقَيِّمُ وَلكِنْ
أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah), (tetaplah atas) fitroh Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitroh itu.. tidak ada perubahan pada fitroh Allah. (itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. [Ar-Rumm : 30][37]
Sedangkan nabi Muhammad telah bersabda:
عَنْ أَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ
يُوْلَدَ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ لَيُهَوِّدَانِ وَ يُنَصِّرَانِ وَ يُشَرِّكاَنِ.
Artinya: "Dari Abu Hurairah ra. ia
berkata; 'telah bersabda Rasulullah ًٍِSAW: "Tidak seorangpun bayi yang baru lahir melainkan dalam
keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan beragama Yahudi,
Nasroni dan musyrik". [H.R. Muslim][38]
Berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadits nabi
di atas, jelas agama Islam menjelaskan adanya faktor dari dalam yaitu fitroh
dan juga menjelaskan faktor luar yaitu ajaran dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak.
Perkembangan anak didik itu ditentukan
oleh hasil kedua faktor tersebut, karena kedua faktor tersebut tidak dapat
dipisah-pisahkan faktor dari dalam dan dari luar diri anak harus selalu
mendapat perhatian dalam upaya menjalankan proses belajar mengajar.
Sedangkan Sumadi Suryabrata dalam bukunya
Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi berhasil
tidaknya dalam belajar secara garis besar, yaitu faktor dalam diri pelajar dan
faktor luar pelajar.[39]
a.
Faktor-faktor
dari dalam diri pelajar
Menurut Sumadi Suryabrata, yang termasuk
di dalam faktor diri pelajar adalah: 1) Faktor fisiologis
2) Faktor psikologis[40]
1)
Faktor
fisiologis
a)
Kondisi
fisik
Kondisi fisik merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi siswa di dalam proses pendidikan. Siswa yang dalam kondisi sehat
jasmaninya akan berbeda dengan siswa yang tidak sehat. Hal ini dapat dimaklumi
karena belajar memerlukan adanya kecakapan, keterampilan dan kemampuan berfikir
pada siswa akan berkurang sehingga kecenderungan untuk belajar berkurang atau
menurun. Sehubungan dengan hal tersebut, Sumadi Suryabrata mengemukakan:
Keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan jasmani
tidak segar. Keadaan jasmani yang lelah akan lain pengaruhnya dengan jasmani
yang tidak lelah.[41]
Dengan demikian jelaslah bahwa faktor
fisik, baik yang berkaitan dengan kelelahan atau sakit maupun yang berkaitan
dengan cacat tubuh, maka sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
b)
Kondisi
panca indera.
Setelah kondisi fisik, panca indera juga
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya cacat pada panca indera,
yaitu mata, telinga dan sebagainya.
Kualitas panca indera menjadi syarat
mutlak bagi pelaksanaan belajar. Sedang panca indera yang dominan dalam belajar
adalah penglihatan dan pendengaran disamping indera yang berupa tangan yang
digunakan untuk mencatat.
Hal tersebut di atas, Sumadi Suryabrata
memandang pentingnya panca indera untuk digunakan dalam belajar adalah sebagai
berikut:
Panca
indera dapat dimisalkan sebagai gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu.
Orang mengenal dunia sekitarnya menggunakan panca inderanya. Baiknya fungsi panca
indera merupakan syarat dapatnya berlangsung belajar dengan baik.[42]
2)
Faktor
Psikologis
a)
Bakat
Bakat juga merupakan faktor internal yang
banyak mempengaruhi prestasi belajar pada siswa, sebab bakat inilah yang dapat
memungkinkan siswa berkembang dengan nalurinya.
Kebakatan kalau dipahami sesungguhnya,
bakat merupakan suatu disposesi dimana manusia secara normal memiliki jasa
bakat yang berbeda. Jenis kualitasnya ada yang mempunyai bakat berpidato,
menulis dan sebagainya. Bakat-bakat tersebut agar dapat berkembang dengan baik
harus mendapat latihan-latihan. Dan pendidikan tidak akan berkembang dengan
sendirinya.
b)
Minat
Minat merupakan suatu gejala psikis yang
ada pada seseorang yang direalisasikan dengan perasaan senang dan menunjukkan
perhatian yang terpusat pada suatu obyek, sehingga seseorang tersebut mempunyai
kecerdasan untuk melakukannya. Dengan demikian timbulnya minat karena adanya
perasaan senang dan menunjukkan perhatian yang berpusat pada suatu obyek. Dan
di dalam belajar itu dapat belajar
dengan lancar disertai dengan minat. Untuk membangkitkan minat ini dapat
menggunakan cara:
(1)
Membangkitkan
adanya kebutuhan
(2)
Menghubungkan
dengan persoalan pengalaman yang lampau.
(3)
Memberikan
kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
(4)
Menggunakan
berbagai macam bentuk mengajar.[43]
c)
Kecerdasan
Setiap individu akhir mempunyai kecerdasan
yang berbeda-beda. Ia sangat mempengaruhi cara berfikir dan kemampuan
beradaptasi dengan berbagai masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, siswa yang
mempunyai intelegensi yang tinggi cenderung lebih mudah mengkaji dan menerima
pelajaran.
d)
Motivasi
Seorang siswa akan berhasil dalam belajar
pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Sedangkan keinginan atau dorongan
untuk belajar inilah yang disebut motivasi. Dalam hal ini Sudirman membagi
motivasi atas dua hal.
-
Mengetahui
apa yang akan dipelajari.
-
Memahami
mengapa hal tersebut patut dipelajari.[44]
e)
Kemampuan
Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan
yang berhubungan dengan intelektual, dan yang menjadi perhatian adalah akal,
yakni kerja otak untuk menguasai berbagai pengetahuan yang diterima.
Kemampuan kognitif mencakup berbagai aspek
pengetahuan, pemahaman, sintensis, menerangkan, menguraikan dan
mengevaluasikan. Dan aspek ini dapat dilaksanakan bertahap, dimana kemampuan
yang pertama harus dikuasai aspek yang berikutnya.
Apabila siswa mempunyai kemampuan kognitif
di dalam pendidikan Islam yang tinggi, maka prestasi belajar pendidikan Islam
termasuk di dalamnya Aqidah Akhlak dapat tercapai dengan baik, sesuai dengan
harapan dan sebaliknya
b.
Faktor-faktor
dari luar diri pelajar
Pada dasarnya faktor ini dibagi menjadi
dua, yaitu non-sosial dan faktor sosial.
1)
Faktor
non-sosial. Yang termasuk dalam bagian ini adalah:
a)
Faktor
lingkungan alami.
Lingkungan alami ini bisa berupa keadaan
udara, keadaan cuaca, keadaan waktu (pagi hari, siang hari, malam hari),
artinya belajar pada siang hari akan berbeda hasilnya dengan belajar pada waktu
pagi hari.
b)
Faktor
instrumental
Faktor instrumental ini bisa berupa tempat
suatu gedung, alat-alat, perlengkapan seperti alat tulis, penataan ruang,
penataan buku-buku, alat-alat peraga dan sebagainya.
2)
Faktor
sosial
Lingkungan sosial merupakan lingkungan
manusiawi yang merupakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dan
lingkungan sekitarnya dimana manusia berada. Yang termasuk di dalam lingkungan
sosial ini adalah:
a)
Lingkungan
keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang
diketahui anak. Sehingga banyak pengamalan dan pendidikan yang diperoleh oleh
anak dari anggota keluarga. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar anak perlu
diberi dorongan dan pengertian oleh orang tua dalam hal ini kedua orang tua.
Bila anak dalam belajar jangan diganggu tugas-tugas di rumah, jika anak
mengalami lemah semangat, orang berkewajiban memberikan semangat dengan
semaksimal mungkin dan membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Sehingga masalah itu tidak berlarut-larut dan akhirnya mengganggu jalannya
belajar yang dilakukan.
Arifin, mengatakan bahwa; hubungan antara rumah
dan sekolah merupakan faktor yang ikut menentukan berhasilnya pendidikan anak
dan dalam hubungan keduanya mengandung arti saling pengertian dan saling kerja
sama yang baik.[45]
Sebagaimana yang tersurat dalam al-Qur'an:
وَأَنْذِرْ أَشِيْرَتَكَ
اْلأَقْرَبِيْنَ ﴿الشعراء : 214﴾
Artinya: "Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat". (As-Syu'ara' : 214)[46]
Di antara faktor yang dapat menunjang keberhasilan
belajar anak dalam suatu lingkungan keluarga antara lain: bimbingan orang tua,
keadaan ekonomi yang memadai, dan motivasi keluarga, begitu juga pemberian
kepada anak juga akan berperan dalam perkembangan anak.
b)
Lingkungan
sekolah
Lingkungan sekolah adalah suatu lembaga
pendidikan non-formal yang dalam pelaksanaannya diatur dengan beberapa aturan
yang tetap yang merupakan tempat belajar yang terorganisir, sistematis.
Sehingga di tempat inilah anak dapat belajar dengan efektif.
Sedangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi adalah: metode yang dibekali dalam penyampaian pelajaran di bawah
seseorang guru, interaksi seorang guru dan murid, suasana dan situasi
ketenangan kelas dan sebagainya.
c)
Lingkungan
masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat, faktor yang
mempengaruhi dalam belajar anak. Pengaruh lingkungan masyarakat itu ada dua
macam; yaitu pengaruh yang bersifat positif dan pengaruh yang bersifat negatif.
Diantara pengaruh yang bersifat positif adalah segala sesuatu yang membawa
pengaruh kebaikan terhadap pendidikan dan perkembangan anak, yaitu pengaruh-pengaruh
yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri maupun
bagi kehidupan bersama.[47]
Sedangkan pengaruh yang bersifat negatif
adalah segala macam pengaruh yang menggunakan pada hal-hal yang tidak baik dan
merugikan pada pendidikan dan perkembangan anak itu sendiri serta merugikan
bagi kehidupan bersama.[48]
Kalau kita melihat di tengah-tengah
masyarakat terdapat banyak sekali pengaruh, dalam hal ini orang tua harus
selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Dari uraian di atas yang
bisa mempengaruhi belajar siswa yang akhirnya mempengaruhi prestasi siswa.
D.
Korelasi Perencanaan Pembelajaran Dengan Prestasi
Belajar Aqidah Akhlak
1.
Korelasi Perencanaan Pembelajaran Dengan Prestasi
Belajar Aqidah Akhlak
Guru memiliki peran yang sangat penting
dalam menentukan kualitas dan kualisis pembelajaran yang dilaksanakannya. Oleh
karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
kesempatan belajar siswanya dan memperbaiki kualitas belajar.
Dengan membuat perencanaan pembelajaran
secara seksama, maka hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengelolaan
kelas penggunaan metode mengajar dan strategi belajar mengajar.
Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dengan terjadinya
proses pembelajaran suatu kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru
mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan
interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik. Anak didik dengan anak
didik, merupakan syarat keberhasilan dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas
yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran
yang berkualitas.
Setiap guru masuk ke dalam kelas, maka
pada saat itu pula ia menghadap dua masalah pokok. Yaitu masalah pengajaran dan
masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam
mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung. Misalnya membuat suatu
pelajaran, penyajian informasi, mengajukan pertemuan evaluasi dan masih banyak
lagi. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan
mengembangkan hubungan antara guru dan anak didik.[49]
2.
Penggunaan Metode Pembelajaran
Sebagai salah satu komponen pembelajaran,
metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya
dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang
tidak menggunakan metode pembelajaran. Dalam penggunaan metode, guru harus
menyesuaikan dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.[50]
Dalam rumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dapat diukur,
dengan begitu mudah bagi guru menentukan metode yang bagaimana dipilih guna
menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Dengan mengajar, jarang ditemukan guru
menggunakan satu metode, tetapi kompensi dari dua atau beberapa macam metode
penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menyemangatkan belajar anak didik
dengan bersemangatnya. Anak didik sukar untuk mencapai tujuan pengajaran,
karena bukan guru yang memaksudkan anak didik untuk mencapai tujuan. Tetapi
anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas, nyata kiranya
bahwa antara perencanaan pembelajaran terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak
yang secara teoritis terdapat korelasi (hubungan) yang erat dan positif (fungsional)
yang ikut berpengaruh dalam upaya peningkatan prestasi belajar terutama dalam
bidang studi Aqidah Akhlak.
Yang positif adalah perlu untuk
memperlihatkan bahwa suatu teladan bisa mempengaruhi tingkah laku anak. Bisa
dengan jalan contoh itu dapat merupakan suatu tingkah laku dimana anak didik
pernah mengalaminya. Dan dengan demikian mempengaruhi anak untuk melakukan
sesuatu yang baru untuk meniru akhlak guru atau orang tua. Atau contoh itu
merupakan suatu yang sudah diketahui dan dikenal anak. Dan demikian mengajak
anak untuk turut dalam tingkah laku tertentu ini dari pada tingkah laku yang
lain, yaitu yang lebih bersifat diterima dan lebih disenangi guru atau orang
tuannya. Dengan demikian, secara tidak langsung akan berpengaruh juga pada
tingkah laku anak di sekolah karena anak sudah terbiasa memperoleh teladan yang
baik dari orang tuannya di rumah, yang pada akhirnya berpengaruh juga pada
prestasi belajar Aqidah Akhlaknya.
[5] Irfan Abdul Ghafar, Moh. Djamil B, Reformulasi
Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Nur Insani, (Jakarta : 2003), hal. 23
[7] Zuhairini Abd. Ghafir, Slamet AS.
Yusuf, Metode Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, (Surabaya : 1983), hal. 129
[17] Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya
Mengoptimalkan Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, (Bandung : 1993), hal. 34
[22] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Bahasa Indonesia
Edidi III, Balai Pustaka, (Jakarta
: 2003), hal. 63
[33] Sutratina Tirtonugroho, Anak Supernormal
dan Program Pendidikan, PT. Bina Aksara, (Jakarta : 1984), hal. 43
[34]A. Ahmad Ibnu Hambal, Musnad Imam Ahmad, Kalam Mulia, (Mesir
: 1990), No. Hadits. 8595
[43] Surdiman AM., Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, Rajawali Pers, (Jakarta
: 1990), hal. 93
[44] Ibid, hal. 39
[45] H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik
Pendidikan di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, (Jakarta : 1978), hal. 121
[47] Amir Dern, Indra Kusuma, Pengantar Ilmu
Pendidikan, Usaha Nasional, (Surabaya
: 1973), hal. 115
1 komentar:
judi togel online yang aman dan terpercaya
Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
* Pin BBM : D1A279B6
* Pin BBM : 7B83E334
* Whatsapp : +85598291698
* Skype : Poin.4D
* Line : +85598291698
Posting Komentar