Senin, 04 Juni 2012

Perencanaan Pembelajaran


A.    Perencanaan Pembelajaran

1.      Pengertian
Perencanaan adalah proses bantuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan untuk mencapai menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif mungkin.[1] Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang mengerjakannya. Sedangkan menurut pendapat lain, perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Yang di dalamnya mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
1)      Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
2)      Menentukan kebutuhan yang perlu diperoleh.
3)      Spesifikasi rinci hasil yang dicapai tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
4)      Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi setiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya berinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.[2]
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu yang diperbuat di hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal ini terbukti dalam surat al Hasyr ayat 18.
يَا أَيـُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَانْظُرْ نَفْسٌ ماَ قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِماَ تَعْمَلُوْنَ.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang akan kamu kerjakan".[3]
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan pendahuluan pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sedangkan "pembelajaran" adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, kelengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran. Pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya.[4] Misalnya tenaga laboratorium, material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur tulis, photografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode pencapaian reformasi praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Adapun menurut pendapat lain bahwa pembelajaran[5] adalah suatu upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam tindak belajar, siswa tidak hanya berinteraksi pola dengan semua sumber yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pembelajaran merupakan totalitas aktifitas, belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, secara lebih jelas dapat dilakukan, pembelajaran sebagai kegiatan yang mencakup semua secara langsung, dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran (menentukan entry behavior peserta didik, menyusun perencanaan pelajaran, memberikan informasi, bertanya, menilai dan sebagainya).
2.      Fungsi
Secara garis besar, perencanaan berfungsi sebagai berikut:
a.       Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungan dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
b.      Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
c.       Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang diberikan.
d.      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid dan mendorong motivasi belajar.
e.       Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan hemat waktu.
f.       Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harap-harap mereka.
g.      Memberikan kesempatan bagi guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesional.
h.      Membantu guru memilih perasaan percaya diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri.[6].
Sedangkan Zuhairini mengemukakan bahwa perencanaan pengajaran berfungsi sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelajaran dasar, untuk penilaian dan untuk penegasan pelaksanaan pelajaran. [7]
3.      Manfaat
Sebuah usaha dapat dikatakan berhasil bila semua pihak yang ikut dalam usaha itu memperoleh manfaat. Misalnya, dalam suatu perusahaan pemilik perusahaan memperoleh keuntungan pelanggan puas dengan harga dan mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan karyawan memperoleh gaji yang cukup dan bangga akan hasil kerjanya.
Demikian pula halnya dengan orang-orang yang terlibat dalam sebuah program pembelajaran, maka dalam suatu program sekurang-kurangnya dapat  memberi manfaat kepada administrator atau pengelola program perencanaan pembelajaran (guru atau dosen). Dan siswa masing-masing manfaat tersebut akan dijelaskan di bawah ini:
a.       Bagi administrator atau pengelola program harus membuktikan bahwa program yang dilaksanakan merupakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam biaya yang wajar dan dapat diterima.
b.      Bagi perencanaan pembelajaran (guru atau dosen) harus membuktikan bahwa program yang direncanakannya memuaskan. Indicator adalah mencapai semua tujuan program oleh dalam batas waktu yang tepat.
c.       Bagi siswa harus diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan pengamalan belajar yang menyenangkan dan memuaskan.[8]
4.      Macam-macam Perencanaan Pembelajaran
a.       Perencanaan menurut luas jangkauan.
Jenis perencanaan pembelajaran menurut luas jangkauan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)      Perencanaan makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Rencana ini biasanya mengikuti rencana dalam bidang ekonomi dan sosial.[9]
Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai negara khususnya dalam bidang peningkatan SDM dalam pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut kualifikasi harus dapat menghasilkan tenaga yang kreatif dan terampil yang sesuai dengan bidangnya dan berjiwa Pancasila.
Untuk melaksanakan fungsi perencanaan makro hendaknya strategi pendidikannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas tujuan ini dijabarkan agar lebih spesifik.
b)      Pemerintah mempunyai wewenang utama dalam pengambilan keputusan, dan menciptakan mekanisme kerja yang efektif.
c)      Sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.
d)     Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis pendidikan.
e)      Alokasi biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan.
f)       Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi berdasarkan penilaian itu.
g)      Pelaksanaan pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya.
2)      Perencanaan Meso
Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci ke dalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan sudah lebih bersifat rasional disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit.[10]
3)      Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian. Namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencana mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar.[11]
b.      Perencanaan menurut tingkatannya
Jenis perencanaan menurut tingkatannya dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1)      Perencanaan strategis
Perencanaan strategis yaitu perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan. Pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan jenis ini sering juga disebut perencanaan tingkat normatif, karena keputusan yang dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para perencana.
2)      Perencanaan manajerial
Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan lebih rinci dan menggunakan data statistik. Meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan pertimbangan akal sehat.
3)      Perencanaan operasional
Perencanaan ini lebih memusatkan pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan, dikerjakan pada tingkat perencanaan di lapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau program. Baik tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.[12]
Perencanaan ini tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual. Karena sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur.
c.       Perencanaan menurut waktu
Berdasarkan kriteria waktu, ada tiga macam perencanaan, yaitu: perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun sebuah rencana perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah yang disusun sehingga langkah-langkah kegiatan dapat tersusun dan tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
1)      Perencanaan jangka panjang
Perencanaan jangka panjang biasanya mempunyai jangka waktu 10 s/d 25 tahun. Karena begitu panjangnya siklus perencanaan. Maka perencana yang panjang memuat rencana-rencana yang bersifat umum, global, belum teliti.
Perencanaan jangka panjang bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu dijabarkan lagi menjadi jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi perencanaan jangka pendek.
2)      Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup antara 4-10 tahun. Perencanaan jangka menengah disusun berdasarkan perencanaan pendek. Repelita tergolong jenis perencanaan jangka menengah yang kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan yaitu perencanaan jangka pendek yang bersifat operasional.
3)      Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek yaitu yang mencakup kurun waktu antara 1-3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka panjang dan jangka pendek.[13] Salah satu perencanaan jangka pendek yang sering kita temui adalah perencanaan tahunan. Perencanaan tahunan atau juga disebut perencanaan operasional di negara kita ini pada prakteknya merupakan siklus yang selalu berulang setiap tahun.
5.      Perencanaan Program Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya enam tahun untuk SD, dan masing-masing tiga tahun untuk SLTP dan SMU. Apabila suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam tertentu, baik dalam jangka waktu yang panjang maupun jangka waktu yang pendek, maka apa yang akan dikerjakan tersebut perlu disusun dalam suatu program, yaitu program pembelajaran. Program pembelajaran merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum.[14]
a.       Program pembelajaran yang mencakup seluruh masa belajar, misalnya enam tahun untuk tingkat SD dan masing-masing tiga tahun untuk tingkat SLTP dan MTs.
b.      Program yang lebih singkat, yaitu program tahunan, semester dan program mingguan.[15]
Adapun pembelajaran di sekolah dewasa ini pada umumnya guru hanya dituntut menyusun dua macam program pembelajaran yang mencakup:
a.       Program untuk jangka panjang, yang mencakup:
1)      Program tahunan.
Program tahunan ini memuat alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan dalam satu tahun pelajaran. Perencanaan ini berfungsi sebagai rencana jangka panjang untuk sekolah. Disamping itu, berfungsi sebagai acuan untuk membuat program semester. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan ini, yaitu:
a)      Menentukan tujuan-tujuan dari pelajaran itu.
b)      Menyusun urutan pelajaran berdasarkan tujuan-tujuan yang dicapai.
c)      Mengorganisasikan, ini pelajaran dalam bentuk masalah-masalah atau unit-unit atau unit minat siswa.
d)     Menentukan metode mengajar untuk setiap pokok unit.
Langkah-langkah tersebut hendaknya senantiasa mempertim-bangkan kebutuhan minat dan kemampuan murid-murid yang diajarkan.
Dalam rencana ini dicantumkan pula jenis perlengkapan yang diperlukan, bahan-bahan bacaan dan sumber-sumber masyarakat.[16]
Adapun komponen utama program tahunan ini adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan, uraian materi dan alokasi waktu yang tersedia, komponen tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan setempat.

Program Tahunan
Mata Pelajaran            :
Satuan Pendidikan      :
Kelas/Semester            :
Tahun Pelajaran           :
Semester
Tema/Konsep/Pokok Bahasan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
2.
3.
4.

2)      Program semester
Program semester adalah rumusan atau rencana kegiatan belajar mengajar untuk satu semester yang lingkup kegiatannya didasarkan atas bahan materi yang tertuang dalam GBPP yang semata-mata untuk mencapai tujuan kurikuler (tujuan mata pelajaran atau bidang studi).[17]
Program ini berfungsi sebagai acuan menyusun program pelajaran, acuan kalender, kegiatan belajar mengajar, dan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas penggunaan waktu belajar efektif yang tersedia.[18]
Dalam menyusun program semester dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Menghitung hari dan jam efektif selama satu semester.
b)      Mencatat mata pelajaran yang akan diajarkan selama semester.
c)      Membagi alokasi yang tersedia selama satu semester.[19]
Program Semester
No.
Bulan
Jumlah



Jumlah minggu tidak efektif semester (A)
No.
Bulan
Jumlah



Jumlah minggu efektif riil semester ke (B) c = (a - b)
Jumlah jam pelajaran efektif semester cx alokasi waktu atau jam pelajaran = jam pelaksanaan.
b.      Program untuk jangka pendek, mencakup:
1)      Program satuan pelajaran
Program ini memuat satuan bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan. Rencana ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pengajaran, dapat berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif.
Program satuan pelajaran ini merupakan program pembelajaran yang memuat komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:
a)       Identitas yang memuat pokok bahasan, sub bahasan, jumlah pertemuan, waktu dan semester.
b)       Tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran khusus dan perencanaan evaluasi (test pembelajaran, lembar kerja).
Tujuan pembelajaran khusus hendaknya secara spesifik agar hasilnya dapat diukur, diamati dan dinilai. Disamping itu tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a)       Menggunakan istilah yang operasional.
b)       Dalam bentuk hasil belajar yang serap tingkah laku.
c)       Diusahakan jangan menimbulkan penafsiran terhadap rumusan tujuan pembelajaran khusus.
Disamping itu, suatu program pelajaran disusun secara grafis besar tetap memperhatikan pengaktifan siswa. Kegiatan terperinci baru dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.


PROGRAM SATUAN PELAJARAN
Satuan Pendidikan      :
Mata Pelajaran            :
Pokok Bahasan           :
Sub Pokok Bahasan    :
Kelas/Semester            :
Waktu Pertemuan       :
A.    Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

B.     Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1.      Pertemuan
2.      Pertemuan
C.    Materi Pelajaran
1.      Pertemuan
2.      Pertemuan
D.    Kegiatan Pembelajaran
1.      Pendekatan         :
2.      Metode                :
3.      Teknik                 :
4.      Langkah-langkah        :
No.
Pertemuan
Materi
Kegiatan
Tugas
P
K













E.     Alat/Sarana dan Sumber Pembelajaran
1.      Alat/Sarana     :
2.      Sumber Pembelajaran  :
F.     Penilaian
1.      Penilaian Proses
a.       Penilaian Proses
b.      Penilaian Hasil
2.      Alat Penilaian
Mengetahui                                                                                   Bangkalan, …….
Kepala Sekolah                                                               Guru Pendidikan Agama Islam
(___________)                                                                        (______________)
NIP.                                                                                        NIP.


Adapun isi satuan pelajaran sebagai berikut:
a)      Tujuan Instruksional Umum (TIU)
TIU yang diambil adalah yang mencapainya ditunjang oleh pokok bahasan yang dikembangkan satuan pelajaran yang bersangkutan.
b)      Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
TIK yang merupakan penjabaran dan menunjang pencapaian. TIK dirumuskan secara khusus dalam kalimat yang jelas menggambarkan hasil pelajaran siswa yang dapat diukur dengan alat evaluasi (test). Dalam menyusun teks ini perhatikan agar sekurang-kurangnya terdapat keseimbangan antara aspek pembahasan dan keterampilan.
c)      Materi Pelajaran
Penjabaran-penjabaran satuan bahasan dalam bentuk uraian singkat atau pokok bahan pelajaran dan perincian yang lebih khusus untuk mencapai teks sehingga luas dipelajari murid atau siswa benar-benar sesuai dengan tingkat sekolah atau kelas dari siswa yang bersangkutan serta waktu yang tersedia.
d)     Kegiatan Belajar Mengajar
Bagi kegiatan belajar mengajar ini diawali dengan penjelasan singkat tentang jenis pendekatan mengajar dan metode mengajar yang digunakan dalam satuan pelajaran yang bersangkutan. Penjelasan singkat tentang jenis pendekatan belajar mengajar dan metode mengajar.
Setelah penjelasan singkat mengenai pendekatan dan metode, selanjutnya dirumuskan garis besar kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan di dalam satuan pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan belajar mengajar ini dirumuskan dalam bentuk kegiatan siswa yang menggambarkan urutan-urutan langkah-langkah proses belajar yang ditempuhnya.[20]
e)      Alat dan sumber pelajaran
Jenis-jenis alat yang dicantumkan dalam bagian ini adalah alat-alat yang khusus digunakan dalam mempelajari satuan bahasan yang bersangkutan (misalnya bak pasir, mikroskop, peta Asia, jangka dan lain-lain). Alat-alat yang umum (misalnya kapur, papan tulis, pensil dan lain-lain) tidak perlu dicantumkan.
f)       Evaluasi
Dengan bagian ini pertama-tama dikemukakan prosedur evaluasi yang digunakan dalam satuan pelajaran yang menjelaskan:
-          Untuk menilai kualitas satuan pelajaran ini digunakan test akhir tanpa menggunakan test awal, karena bahan yang dibahas adalah bahan baru dan jarang dibicarakan melalui media lain di luar lingkungan sekolah.
-          Jenis test yang digunakan untuk test akhir tersebut adalah jenis test tulis.
-          Disamping itu, setelah menyelesaikan langkah ketiga setiap siswa diberi pekerjaan rumah, menjawab soal-soal yang terdapat dalam sumber.
Dalam menyusun evaluasi perlu diperhatikan agar soal-soal test betul-betul mengukur tik-tik yang telah dirumuskan.
2)      Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran merupakan persiapan guru mengajar untuk tiap pertemuan. Rencana pembelajaran ini berfungsi sebagai acuan untuk pelaksanaan proses pembelajaran di kelas agar lebih efektif dan efisien. Adapun komponen utama dalam perencanaan pembelajaran yaitu:
a)      Tujuan pembelajaran khusus
b)      Materi pelajaran.
c)      Kegiatan pembelajaran.
d)     Alat-alat penilaian proses.[21]


Rencana Pembelajaran
Pokok Bahasan           :
Sub Pokok Bahasan    :
Alokasi Waktu            :
Kelas/Semester            :
No.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Materi
Kegiatan Pembelajaran





B.     Kualitas Proses Pembelajaran
1.      Pengertian
"Kualitas" adalah tingkat baik-buruknya (sesuatu kadar). Derajat atau taraf kepandaian, kecakapan dan sebagainya (moto).[22] Sedangkan "proses" adalah tuntutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, perbuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk.[23] Adapun "pembelajaran" adalah suatu upaya untuk mengarahkan timbulnya perilaku belajar siswa atau dengan ungkapan lain, upaya untuk mempelajarkan siswa.[24] Menurut pendapat Umar Hamalik, bahwa "pembelajaran" adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran manusia terlihat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Misalnya tenaga laboratorium, material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, radio, dan video, tape, fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.[25]
2.      Komponen-komponen Proses Pembelajaran
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Dari pelaksanaan suatu kegiatan tidak ada suatu kegiatan yang diprogram tanpa tujuan karena hal itu adalah suatu hal tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.
Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya. Kegiatan belajar mengajar tidak bisa dibawa sesuka hati kecuali untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Bahan pelajaran atau materi pelajaran adalah gabungan antara pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci). Keterampilan (langkah, prosedur keadaan) dan faktor sikap.[26] Adapun menurut pendapat lain bahwa bahan pelajaran adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.[27] Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik.
C.    Tinjauan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
1.      Pengertian Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Untuk dapat mengetahui tentang pengertian prestasi belajar Aqidah Akhlak, maka harus diketahui dulu tentang pengertian prestasi belajar dan pengertian Aqidah Akhlak itu sendiri. Untuk itu, di sinilah akan diuraikan pengertiannya sebagai berikut:
Kata prestasi berasal dari bahasa Latin "prestato" yang artinya kerja yang berhasil. Sedangkan menurut Winkel yang dimaksud prestasi adalah bukti keberhasilan dari usaha yang telah dicapai.[28]
Sedangkan pengertian belajar sebagai berikut:
a.       Menurut Slameto
Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi pada lingkungan.[29]
b.      Menurut Lester D. Crew and Alice Crow
Belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebisaan, ilmu pengetahuan dan berbagai sikap.[30]
c.       Menurut Mahfud Shalahuddin
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan.[31]
Dari beberapa pendapat di atas, dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa belajar yang dimaksud di sini adalah proses perubahan belajar diri seseorang setelah mengalami proses belajar yang mencakup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku berkat latihan, pengalaman yang dimulai dengan penerimaan stimuli oleh alat-alat indera.
Adapun ciri-ciri belajar dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Dapat mengubah tingkah laku.
b.      Dalam belajar tercakup arti bertambahnya pengertian dapat merubah dan memperoleh pengertian.
c.       Belajar bersifat kontinu dan lebih dari sekedar menyesuaikan diri.
d.      Rangsangan bersumber dari luar, sehingga perubahan itu berdasarkan dari rangsangan dari luar tersebut.
e.       Dalam belajar terjadi pengelolaan secara sadar pengambilan kesimpulan.
f.       Belajar berarti mengumpulkan pengalaman untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi yang akan datang.[32]
Dari uraian yang telah disebutkan di atas, maka dapat diambil suatu pengertian dari prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai siswa yang dilakukan semaksimal mungkin.
Definisi prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.[33]
Sedangkan prestasi belajar itu dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, hal ini berdasarkan nilai yang ada dalam buku raport yang meliputi:
a.       Prestasi belajar yang memuaskan yaitu suatu hasil belajar yang didapatkan dengan nilai yang tertinggi.
b.      Prestasi belajar yang cukup, yaitu suatu hasil belajar yang didapatkan dengan nilai yang cukup dan tidak terlalu tinggi.
c.       Prestasi belajar yang kurang memuaskan, yaitu suatu hasil belajar yang diperoleh dengan nilai minim, kurang, sehingga dapat dikatakan belajar yang kurang berhasil atau gagal.
Adapun kategori prestasi belajar yang tersebut di atas kalau dinyatakan dengan angka sebagai berikut:
10          = istimewa                               5          = kurang
9            = baik sekali                            4          = lebih dari kurang
8            = baik                                      3          = kurang sekali
7            = baik                                      2          = buruk
6            = cukup                                   1          = buruk sekali
Mengenai pelajaran Aqidah Akhlak, ahli pendidikan di dunia sepakat bahwa pelajaran Aqidah Akhlak amat penting untuk melahirkan masyarakat yang adil, aman dan makmur. Tidak hanya cukup sementara hanya dengan ilmu pengetahuan saja sebab akan dapat membahayakan keimanan dan kemakmuran suatu bangsa.
Dalam hadits nabi banyak disebutkan pentingnya masalah pendidikan dan akhlak, sebagai contoh:
إِنَّماَ بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صاَلِحَ اْلأَخْلاَقِ {رواه أحمد}
Artinya: "Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik". (HR. Ahmad).[34]
Dengan hadits di atas, nyatalah bahwa akhlak tidak dapat dipastikan dari pada keimanan.
Adapun pengertian Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut:
Secara terminologi akhlak berarti: suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, dan yang dari badannya timbul perbuatan yang mudah dikerjakan tanpa melalui pertimbangan akal serta pikiran.[35]
Jadi yang dimaksud prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak adalah hasil yang dicapai dari suatu proses belajar bidang studi Aqidah Akhlak yang dinyatakan dalam bentuk huruf, angka atau simbol yang dapat mencerminkan hasil belajar siswa.

2.      Kaidah-kaidah Pengajaran Aqidah Akhlak
Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan akhlak hendaknya diberikan pada anak sejauh dini agar terbiasa melakukan tatakrama sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaan yang mulia yang bersumber dari akidah Islam yang abadi dan emosi keimanan yang mendalam agar di masyarakat anak berpenampilan dan bergaul dengan baik, sopan, ajeg, dan bertindak bijak. Tanggung jawab ini termasuk tanggung jawab terpenting bagi guru dan orang tua khususnya.
Secara impiris bahwa selamatnya masyarakat serta kokohnya bangunannya tidak terlepas dari sehatnya anggota masyarakat dan cara mempersiapkannya. Karenanya Islam memperhatikan pendidikan sosial dan tingkah lakunya. Sehingga apabila mereka terdidik, terbentuk dan berkiprah di panggung kehidupan mereka akan dapat memberikan gambaran yang benar tentang manusia yang cukup berbuat dan bijak.
Oleh sebab itu, hendaknya pendidikan berusaha keras memikul tanggung jawab tersebut dengan cara yang benar agar mereka dapat memberikan andil dalam pembinaan masyarakat Islam yang utama yang berlandaskan iman, moral dan nilai-nilai Islam yang tinggi.
Sedangkan menurut H. Mahmud Yunus, kaidah pengajaran akhlak yang perlu diperhatikan adalah:
a.       Dengan menceritakan orang-orang yang berakhlak mulia dan berbudi tinggi, karena cerita-cerita itu berpengaruh kepada anak untuk ditiru dan dicontoh.
b.       Mengamalkan dan memperbiasakan budi yang baik, baik dalam kelas maupun di luarnya, sebab itu, tidak cukup pelajaran akhlak itu dengan cerita dan teori saja. Melainkan harus diamalkan dan dibiasakan dalam pergaulan sehari-hari.
c.       Ikutan yang baik untuk jadi suri tauladan bagi anak-anak. Sebab itu siapapun orangnya baik guru atau orang tua lebih dahulu mengerjakan atau mengamalkan hal-hal yang baik.
d.      Pergaulan yang baik lain dari pada itu hendaklah anak-anak berteman dengan anak-anak yang baik akhlaknya dan bagus tingkah lakunya, karena teman itu besar pengaruhnya bagi kepribadian anak.
e.       Mengatur permainan anak-anak, memimpinnya dalam suatu permainan anak-anak dididik patuh, bertolong menolong, berani, menjaga kehormatan, berkemauan keras, ramah tamah di luarnya mereka seperti saudara.
f.        Pelajaran akhlak haruslah dimasukkan dalam pelajaran-pelajaran lain. Dengan jalan begitu, pelajaran akhlak tidak berpisah dengan pelajaran yang lain bahkan saling melengkapi.
g.       Mempelajari ilmu akhlak, dengan begitu kita akan mengetahui mana akhlak yang baik dan yang buruk.[36]
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Sebagai ciri dilaksanakan belajar adalah perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, kecakapan maupun tingkah laku yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Seorang yang telah mengalami belajar diharapkan dapat berhasil sesuai dengan yang dicita-citakan. Di dalam proses belajar mengajar Aqidah Akhlak tidak selamanya menunjukkan hasil yang diharapkan. Kadang-kadang memperoleh hasil prestasi yang baik. Kadang pula memperoleh hasil yang tidak diharapkan. Adapun faktor yang mempengaruhi dalam prestasi belajar terbagi dua, yaitu: faktor dari dalam dan dari luar. Di dalam Islam diterangkan:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفاً فِطْرَةَ اللهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهاَ لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذلِكَ الدِّيـْنُ الْقَيِّمُ وَلكِنْ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitroh Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu.. tidak ada perubahan pada fitroh Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.  [Ar-Rumm : 30][37]
Sedangkan nabi Muhammad telah bersabda:
عَنْ أَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدَ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ لَيُهَوِّدَانِ وَ يُنَصِّرَانِ وَ يُشَرِّكاَنِ.
Artinya: "Dari Abu Hurairah ra. ia berkata; 'telah bersabda Rasulullah ًٍِSAW: "Tidak seorangpun bayi yang baru lahir melainkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan beragama Yahudi, Nasroni dan musyrik". [H.R. Muslim][38]
Berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadits nabi di atas, jelas agama Islam menjelaskan adanya faktor dari dalam yaitu fitroh dan juga menjelaskan faktor luar yaitu ajaran dan lingkungan yang dapat mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak.
Perkembangan anak didik itu ditentukan oleh hasil kedua faktor tersebut, karena kedua faktor tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan faktor dari dalam dan dari luar diri anak harus selalu mendapat perhatian dalam upaya menjalankan proses belajar mengajar.
Sedangkan Sumadi Suryabrata dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam belajar secara garis besar, yaitu faktor dalam diri pelajar dan faktor luar pelajar.[39]
a.       Faktor-faktor dari dalam diri pelajar
Menurut Sumadi Suryabrata, yang termasuk di dalam faktor diri pelajar adalah: 1) Faktor fisiologis
2) Faktor psikologis[40]
1)      Faktor fisiologis
a)      Kondisi fisik
Kondisi fisik merupakan faktor yang dapat mempengaruhi siswa di dalam proses pendidikan. Siswa yang dalam kondisi sehat jasmaninya akan berbeda dengan siswa yang tidak sehat. Hal ini dapat dimaklumi karena belajar memerlukan adanya kecakapan, keterampilan dan kemampuan berfikir pada siswa akan berkurang sehingga kecenderungan untuk belajar berkurang atau menurun. Sehubungan dengan hal tersebut, Sumadi Suryabrata mengemukakan:
Keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan jasmani tidak segar. Keadaan jasmani yang lelah akan lain pengaruhnya dengan jasmani yang tidak lelah.[41]
Dengan demikian jelaslah bahwa faktor fisik, baik yang berkaitan dengan kelelahan atau sakit maupun yang berkaitan dengan cacat tubuh, maka sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
b)      Kondisi panca indera.
Setelah kondisi fisik, panca indera juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya cacat pada panca indera, yaitu mata, telinga dan sebagainya.
Kualitas panca indera menjadi syarat mutlak bagi pelaksanaan belajar. Sedang panca indera yang dominan dalam belajar adalah penglihatan dan pendengaran disamping indera yang berupa tangan yang digunakan untuk mencatat.
Hal tersebut di atas, Sumadi Suryabrata memandang pentingnya panca indera untuk digunakan dalam belajar adalah sebagai berikut:
Panca indera dapat dimisalkan sebagai gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya menggunakan panca inderanya. Baiknya fungsi panca indera merupakan syarat dapatnya berlangsung belajar dengan baik.[42]
2)      Faktor Psikologis
a)      Bakat
Bakat juga merupakan faktor internal yang banyak mempengaruhi prestasi belajar pada siswa, sebab bakat inilah yang dapat memungkinkan siswa berkembang dengan nalurinya.
Kebakatan kalau dipahami sesungguhnya, bakat merupakan suatu disposesi dimana manusia secara normal memiliki jasa bakat yang berbeda. Jenis kualitasnya ada yang mempunyai bakat berpidato, menulis dan sebagainya. Bakat-bakat tersebut agar dapat berkembang dengan baik harus mendapat latihan-latihan. Dan pendidikan tidak akan berkembang dengan sendirinya.
b)      Minat
Minat merupakan suatu gejala psikis yang ada pada seseorang yang direalisasikan dengan perasaan senang dan menunjukkan perhatian yang terpusat pada suatu obyek, sehingga seseorang tersebut mempunyai kecerdasan untuk melakukannya. Dengan demikian timbulnya minat karena adanya perasaan senang dan menunjukkan perhatian yang berpusat pada suatu obyek. Dan di dalam  belajar itu dapat belajar dengan lancar disertai dengan minat. Untuk membangkitkan minat ini dapat menggunakan cara:
(1)   Membangkitkan adanya kebutuhan
(2)   Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
(3)   Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
(4)   Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.[43]
c)      Kecerdasan
Setiap individu akhir mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Ia sangat mempengaruhi cara berfikir dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi cenderung lebih mudah mengkaji dan menerima pelajaran.
d)     Motivasi
Seorang siswa akan berhasil dalam belajar pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Sedangkan keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut motivasi. Dalam hal ini Sudirman membagi motivasi atas dua hal.
-          Mengetahui apa yang akan dipelajari.
-          Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.[44]
e)      Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berhubungan dengan intelektual, dan yang menjadi perhatian adalah akal, yakni kerja otak untuk menguasai berbagai pengetahuan yang diterima.
Kemampuan kognitif mencakup berbagai aspek pengetahuan, pemahaman, sintensis, menerangkan, menguraikan dan mengevaluasikan. Dan aspek ini dapat dilaksanakan bertahap, dimana kemampuan yang pertama harus dikuasai aspek yang berikutnya.
Apabila siswa mempunyai kemampuan kognitif di dalam pendidikan Islam yang tinggi, maka prestasi belajar pendidikan Islam termasuk di dalamnya Aqidah Akhlak dapat tercapai dengan baik, sesuai dengan harapan dan sebaliknya
b.      Faktor-faktor dari luar diri pelajar
Pada dasarnya faktor ini dibagi menjadi dua, yaitu non-sosial dan faktor sosial.
1)      Faktor non-sosial. Yang termasuk dalam bagian ini adalah:
a)      Faktor lingkungan alami.
Lingkungan alami ini bisa berupa keadaan udara, keadaan cuaca, keadaan waktu (pagi hari, siang hari, malam hari), artinya belajar pada siang hari akan berbeda hasilnya dengan belajar pada waktu pagi hari.
b)      Faktor instrumental
Faktor instrumental ini bisa berupa tempat suatu gedung, alat-alat, perlengkapan seperti alat tulis, penataan ruang, penataan buku-buku, alat-alat peraga dan sebagainya.
2)      Faktor sosial
Lingkungan sosial merupakan lingkungan manusiawi yang merupakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dan lingkungan sekitarnya dimana manusia berada. Yang termasuk di dalam lingkungan sosial ini adalah:
a)      Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang diketahui anak. Sehingga banyak pengamalan dan pendidikan yang diperoleh oleh anak dari anggota keluarga. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar anak perlu diberi dorongan dan pengertian oleh orang tua dalam hal ini kedua orang tua. Bila anak dalam belajar jangan diganggu tugas-tugas di rumah, jika anak mengalami lemah semangat, orang berkewajiban memberikan semangat dengan semaksimal mungkin dan membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Sehingga masalah itu tidak berlarut-larut dan akhirnya mengganggu jalannya belajar yang dilakukan.
Arifin, mengatakan bahwa; hubungan antara rumah dan sekolah merupakan faktor yang ikut menentukan berhasilnya pendidikan anak dan dalam hubungan keduanya mengandung arti saling pengertian dan saling kerja sama yang baik.[45]
Sebagaimana yang tersurat dalam al-Qur'an:
وَأَنْذِرْ أَشِيْرَتَكَ اْلأَقْرَبِيْنَ ﴿الشعراء : 214
Artinya: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat". (As-Syu'ara' : 214)[46]
Di antara faktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar anak dalam suatu lingkungan keluarga antara lain: bimbingan orang tua, keadaan ekonomi yang memadai, dan motivasi keluarga, begitu juga pemberian kepada anak juga akan berperan dalam perkembangan anak.
b)      Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah adalah suatu lembaga pendidikan non-formal yang dalam pelaksanaannya diatur dengan beberapa aturan yang tetap yang merupakan tempat belajar yang terorganisir, sistematis. Sehingga di tempat inilah anak dapat belajar dengan efektif.
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adalah: metode yang dibekali dalam penyampaian pelajaran di bawah seseorang guru, interaksi seorang guru dan murid, suasana dan situasi ketenangan kelas dan sebagainya.
c)      Lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat, faktor yang mempengaruhi dalam belajar anak. Pengaruh lingkungan masyarakat itu ada dua macam; yaitu pengaruh yang bersifat positif dan pengaruh yang bersifat negatif. Diantara pengaruh yang bersifat positif adalah segala sesuatu yang membawa pengaruh kebaikan terhadap pendidikan dan perkembangan anak, yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan bersama.[47]
Sedangkan pengaruh yang bersifat negatif adalah segala macam pengaruh yang menggunakan pada hal-hal yang tidak baik dan merugikan pada pendidikan dan perkembangan anak itu sendiri serta merugikan bagi kehidupan bersama.[48]
Kalau kita melihat di tengah-tengah masyarakat terdapat banyak sekali pengaruh, dalam hal ini orang tua harus selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Dari uraian di atas yang bisa mempengaruhi belajar siswa yang akhirnya mempengaruhi prestasi siswa.

D.    Korelasi Perencanaan Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
1.      Korelasi Perencanaan Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kualisis pembelajaran yang dilaksanakannya. Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswanya dan memperbaiki kualitas belajar.
Dengan membuat perencanaan pembelajaran secara seksama, maka hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengelolaan kelas penggunaan metode mengajar dan strategi belajar mengajar.
Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dengan terjadinya proses pembelajaran suatu kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik. Anak didik dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas.
Setiap guru masuk ke dalam kelas, maka pada saat itu pula ia menghadap dua masalah pokok. Yaitu masalah pengajaran dan masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung. Misalnya membuat suatu pelajaran, penyajian informasi, mengajukan pertemuan evaluasi dan masih banyak lagi. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan mengembangkan hubungan antara guru dan anak didik.[49]
2.      Penggunaan Metode Pembelajaran
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Dalam penggunaan metode, guru harus menyesuaikan dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.[50] Dalam rumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dapat diukur, dengan begitu mudah bagi guru menentukan metode yang bagaimana dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Dengan mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kompensi dari dua atau beberapa macam metode penggunaan metode gabungan dimaksudkan untuk menyemangatkan belajar anak didik dengan bersemangatnya. Anak didik sukar untuk mencapai tujuan pengajaran, karena bukan guru yang memaksudkan anak didik untuk mencapai tujuan. Tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas, nyata kiranya bahwa antara perencanaan pembelajaran terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak yang secara teoritis terdapat korelasi (hubungan) yang erat dan positif (fungsional) yang ikut berpengaruh dalam upaya peningkatan prestasi belajar terutama dalam bidang studi Aqidah Akhlak.
Yang positif adalah perlu untuk memperlihatkan bahwa suatu teladan bisa mempengaruhi tingkah laku anak. Bisa dengan jalan contoh itu dapat merupakan suatu tingkah laku dimana anak didik pernah mengalaminya. Dan dengan demikian mempengaruhi anak untuk melakukan sesuatu yang baru untuk meniru akhlak guru atau orang tua. Atau contoh itu merupakan suatu yang sudah diketahui dan dikenal anak. Dan demikian mengajak anak untuk turut dalam tingkah laku tertentu ini dari pada tingkah laku yang lain, yaitu yang lebih bersifat diterima dan lebih disenangi guru atau orang tuannya. Dengan demikian, secara tidak langsung akan berpengaruh juga pada tingkah laku anak di sekolah karena anak sudah terbiasa memperoleh teladan yang baik dari orang tuannya di rumah, yang pada akhirnya berpengaruh juga pada prestasi belajar Aqidah Akhlaknya.

[1]  Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Remaja Rosda Karya, (Bandung : 1996), hal. 49
[2]  Haryanto, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, (Jakarta : 2003), hal. 2
[3]  Depag. RI., Al-Qur'an dan Terjemahannya, PT. Intermassa, (Jakarta : 1986), hal.  919
[4]  Umar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, (Jakarta : 2003), hal. 57
[5] Irfan Abdul Ghafar, Moh. Djamil B, Reformulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Nur Insani, (Jakarta : 2003), hal. 23
[6]  Umar Hamalik, Op.cit, hal. 136
[7]  Zuhairini Abd. Ghafir, Slamet AS. Yusuf, Metode Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, (Surabaya : 1983), hal. 129
[8]  Irfan Abdul Ghafar, Moh. Jamil, Op.cit, hal. 37
[9]  Nanang Fatah, Op.cit, hal. 54
[10]  Hariyanto, Op.cit, hal. 20
[11]  Nanang Fatah, Op.cit, hal. 55
[12]  Hariyanto, Op.cit, hal. 22
[13]  Hariyanto, Op.cit, hal. 22
[14]  Irfan Abd. Ghoni. Op.cit, hal. 94
[15]  R. Ibrahim Nana Soyodih, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta (Jakarta : 2003), hal. 55
[16]  Umar Hamalik, Op.cit, hal. 137
[17]  Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Mengoptimalkan Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, (Bandung : 1993), hal. 34
[18]  Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, (Bandung : 2003), hal. 52
[19]  Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, (Jakarta : 1997), hal. 30-31
[20]  Hariyanto, Op.cit, hal. 302-304
[21]  Moh. Uzer Usman, Op.cit, hal. 61
[22]  Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia Edidi III, Balai Pustaka, (Jakarta : 2003), hal. 63
[23]  Ibid, hal. 284
[24]  Irfan, Op.cit, hal. 57
[25]  Umar Hamalik, Op.cit, hal. 57
[26] B. Suryo Subroto, Op.cit, hal. 32
[27]  Saiful Bahri Djamarah, Azwan Zaid, Strategi Belajar, hal. 50
[28]  WS. Winkle, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, (Jakarta : ), hal. 152
[29]  Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,  Bumi Aksara, (Jakarta : 1990), ha. 2
[30]  Kosijan, Psikologi Pendidikan, Bina Ilmu , (Surabaya : 1984), hal. 321
[31]  Mahfud Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, Bina Ilmu, (Surabaya : 19), hal. 20
[32]  Moh. Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, (Bandung : 1984), hal.4
[33]  Sutratina Tirtonugroho, Anak Supernormal dan Program Pendidikan, PT. Bina Aksara, (Jakarta : 1984), hal. 43
[34]A. Ahmad Ibnu Hambal, Musnad Imam Ahmad, Kalam Mulia, (Mesir : 1990), No. Hadits. 8595
[35]  Mahjuddin, Membina Akhlak Anak, Al- Ikhlas, (Surabaya : 1995), hal. 12
[36]  Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Hidakarya Agung, (Jakarta : 1990), hal. 35
[37]  Depag RI, Op.cit, hal. 645
[38]  Terjemahan Ma'ruf Daud, Shahih Muslim, Wijaya, (Jakarta : tt), hal. 458
[39]  Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Rajawali (Yogyakarta : 1984), hal. 233
[40]  Ibid, hal. 249
[41]  Sumardi, Op.cit, hal. 235
[42]  Sumadi Suryabrata, Op.cit, hal, 236
[43]  Surdiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, (Jakarta : 1990), hal. 93
[44] Ibid, hal. 39
[45]  H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, (Jakarta : 1978), hal. 121
[46]  Depag RI, Op.cit, hal. 35
[47]   Amir Dern, Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, (Surabaya : 1973), hal. 115
[48]  Ibid
[49]  Saiful Bahri Jamarah, Aswan Zaid, Op.cit, hal. 194-195
[50]  Ibid, hal. 83
[51]  Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset (Yogyakarta : 1993) hal. 3
[52] Moh. Ali, Strategi Pendidikan, Angkasa (Bandung : 1993), hal. 31

1 komentar:

Unknown mengatakan...

judi togel online yang aman dan terpercaya

Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
* Pin BBM : D1A279B6
* Pin BBM : 7B83E334
* Whatsapp : +85598291698
* Skype : Poin.4D
* Line : +85598291698

Posting Komentar

 
Penanggung Jawab Miftah Budi Kurniawan | Supported by Cheat Game 4U